woensdag, juni 04, 2008

Menepis Syubhat (Kerancuan) Terhadap Salafiyah

AHLAN WA SAHLAN

Ditulis Oleh: Syaikh Dr Abu Anas Muhammad bin Musa Alu Nashr



Ditengah gelombang fitnah dan kesyirikan yang menerpa umat sekarang ini, di saat kebingungan dan ketimpangan semakin membelit kaum mudanya. Ahlu Ahwa (para poengikut hawa nafsu) tidak henti-hentinya melontarkan kerancuan dan keraguan, bahkan mereka melemparkan tuduhan serta fitnah yang tanpa dasar di tengah-tengah umat terhadap kemuliaan dakwah Salafiyah yang penuh barakah dan para da’inya., Syaikh Dr Abu Anas Muhammad bin Musa Alu Nashr, salah satu murid senior Syaikh Al Albani-rahimulloh- telah mengumpulkan beberapa syubhat yang dilontarkan oleh musuh dakwah Salafi, yang kemudian beliau bantah, diantara syubhat itu adalah

Syubhat pertama:
Salafiyah adalah sebuah penasaban yang bidah!!

Bantahan:
Sebagian musuh dakwah Salafiyah menganggap bahwa menisbatkan kepada Salaf merupakan pengelompokkan bidah!, hal ini mirip dengan penamaan Ikhwabul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jamaah Tabligh, (dan aliran sesat lainnya –red), mereka tidak tahu , bahwa Salafiyah dalah penasaban kepada generasi terbaik, yaitu generasi Shohabat rodliallohu anhum , Tabi’in, Tabiut Tabiin yang telah dipersaksikan oleh Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam dengan kebaikan, juga merupakan penyandaran terhadap kelompok umat yang maksum (terjaga dari kesalahan) yang tidak akan pernah bersepakat dalam kesesatan!!, umat yang diridloi Alloh, dalam firmanNya,” Alloh ridho kepada mereka dan merekapun ridha kepada Alloh [QS Al Bayyinah:8], Sungguh jauh berbeda antara orang/kelompok yang menisbatkan diri pada individu yang tidak maksum (pemimpin kelompok-kelompok sesat tersebut-red), bersikap loyal dan fanatik terhadap perkataan dan pendapat pemimpinnya dengan Salafi yang menisbatkan diri kepada umat yang selamat dari penyimpangan dan kesesatan di saat munculnya banyak perselisihan,

Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda,”Umat ini akan terpecah menjadi 73 kelompok, Semuanya di neraka kecuali satu”; “Siapa dia Wahai Rosululloh ?”, Jawab Rosululloh:” Mereka adalah orang-orang yang semisal dengan apa yang aku dan para sahabatku berada diatasnya.”(HR Abu Dawud no 4596, Tirmidzi no 2640, Ibnu Majah no 3991 dan Ahmad II/332).

Itulah Salafi yang mengambil Islam secara murni, bersih dari segala bid’ah, Islam yang dibawa Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , para Shohabat rodliallohu anhum dan umat terbaik sesudah mereka.

Bagaimana kalian membolehkan ‘jamaah-jamaah ‘Islam menisbatkan diri terhadap individu-individu yang tidak maksum? Lalu pada saat yang sama kalian melarang orang-orang utnuk mensabkan diri kepada umat yang maksum dari segala kesesatan, menasabkan diri kepada Salafus Shalih dari kalangan sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan para imam/ulama rabbani yang jauhd ari hizbiyyah-hizbiyyah (fanatik thd kelompok) pemecah belah umat??

Guru kami ( Syaikh Al Albani-red) telah berkata dalam membantah hizbiyyah:,”Kami terang-terangan memerangi hizbiyyah-hizbiyyah tersebut, karena hal tersebut sebagaiamana firman Alloh Azza wa Jalla ,”Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing) [Qs Al Mukminun:53], Padahal tidak ada hizbiyyah sama sekali dalam Islam!!!, berdasarkan dalil Al Quran, hizb hanya ada satu (yakni hizbulloh), seperti dalam firmanNya,” ketahuilah, sesungguhnya hizb Alloh-lah yang beruntung.” [QS Mujadalah ;22].

Hizbulloh adalah jamaah Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , hendaknya seseorang itu berada diatas manhaj para sahabat, hal ini membutuhkan ilmu terhadap Al Kitab dan As Sunnah (lihat:manhaji Salafi Inda Al Albany hal 13-19).

Beliau (syaikh Al Albani-red) juga pernah ditanya,” Apakah salafiyah itu dakwah hizbiyyah/golongan/kelompok,madzab ataukah kelompok (aliran baru) dalam Islam?

Beliau menjawab:” kata ‘Salaf’ itu telah dikenal dalam bahasa arab dan syar’i. Hadits Shahih dari Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam ketika beliau akan wafat beliau berkata kepada fatimah, putrinya,” Bertaqwalah kepada Alloh dan bersabarlah. Aku adalah sebaik-baik salaf bagimu.”, dan banyak sekali ucapan para ulama yang menggunakan istilah salaf, contoh ketika mereka menggunakannya untuk menghancurkan bid’ah,” Setiap kebaikan adalah didalam mengikuti Salaf, dan setiap kejelekan adalah di dalam bid’ah khalaf.”

Tetapi ada sebagian orang yang mengaku berilmu mengingkari penisbatan terhadap Salaf, dengan anggapan hal itu tidak ada sandarannya , mereka mengatakan:” Seorang muslim tidak boleh mengatakan:’Saya Salafi’”. Sepertinya mereka mengatakan :” Seorang muslim tidak boleh mengatakan ‘saya adalah pengikut manhaj salafush Shalih dalam aqidah, ibadah, akhlaq dan lainnya.’”

Tidak diragukan lagi, pengingkaran ini membawa konsekuansi dia berlepas diri dari Islam yang shahih, Islamnya para Salafush Shalih yang dipimpin oleh Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , sebagaimana disabdakan oleh beliau dalam hadits mutawatir dalam kitab Shahihain dan lainnya,”Sebaik-baiknya manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian generasi sesudahnya (Tabi’in), kemudian (lagi) generasi sesudahnya (Tabiut Tabiin).”

Seorang muslim tidak boleh berlepas diri dari penisbatan kepada Salafush Shalih. Orng yang mengingkari penisbatan ini, bukankah dia juga menisbatkan diri kepada madzab-madzab yang ada, baik dalam akidah maupun fiqih? Bisa juga dia seorang Asy’ari atau maturudi, bisa juga dia seorang hanafi, Syafi’I, maliki, Hanbali, yang tergolong Ahlus Sunnah wal jamaah. Padahal orang yang menisbatkan kepada Asy’ari atau salah satu dari madzab yang ada, dia telah menisbatkan diri kepada individu yang tidak maksum, walaupun ada juga para ulama yang benar , tetapi apakah dia mengingkari penisbatan kepada individu-individu yang tidak maksum itu?

Dan inilah perkataan ahlul ilmi tentang bolehnya menisbatkan diri kepada Salafush Shalih:

Ibnu Mandzur berkata,” termasuk arti Salaf adalah pendahulumu, yaitu bapak-bapak dan kerabatmu yang punya umur dan keutamaan lebih diatasmu, oleh karena itu generasi pertama dari kalangan tabi’in dinamakan Salafush Shalih (lihat:Lisanul Arab 9/159), kemudian Al Ghazali berkata,” yang saya maksud dengan Salaf adalah madzab sahabat dan tabi’in (lihat:Iljamul ‘Awam hal 62)., Syaikhul Islam berkata,” tiada aib bagi orang yang menampakkan madzab salaf dan menisbatkan diri kepadanya, bahkan penisbatan tsb wajib diterima menurut kesepakatan ulama, karena madzab salaf adalah madzab yang haq (majmu Fatawa 4/149). Al baijuri berkata,” Yang dimaksud dengan istilah Salaf adalah orang yang terdahulu dari para nabi, tabi’in dan tabiut tabi’in (Jauhat At Tauhid hal 111)

Syubhat Kedua
Salafiyun lebih mementingkan perkara-perkara furu’ (cabang, remeh) ketimbang perkara ashl (pokok)

Bantahan :
Ini merupakan kedustaan serta bualan mereka, Sesungguhnya da’wah salafi-alhamdulillah-mengimani Islam seluruhnya, tanpa pilih-pilih berdasarkan firman Alloh Azza wa Jalla ,”Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian kedalam Islam secara kaffah .”[Al Baqoroh:207]

Dan juga dengan firman Alloh yang lain, yang mencela orang yang mengambil/mengamalkan agama hanya menurut selera hawa nafsu,” Apakah kalian mengimani sebagian kitab, dan mengkufuri sebagiannya?” [QS Al Baqoroh:85]

Kewajiban terpenting dalam dakwah salafi adalah tauhid, menghambakan makhluk kepada RabbNya, mentarbiyah (membina) umat diatas manhaj Rosul, dan memberikan perhatian terhadap sunnah-sunnah yang sudah mulai ditinggalkan lalu menghidupkannya kembali, semua itu merupakan program dakwah salafiyah. Tetapi sebagian orang-orang yang menyelisihi dakwah salafiyah ini ada yang menganggap sunnah-sunnah Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam seperti siwak, emmanjangkan jenggot, meninggikan kain diatas mata kaki, sutroh dan lainnya sebagai perkara kulit saja bukan inti, hal ini adalah perkataan yang jelek ,” Sangat buruk kalimat yang keluar dari mulut-mulut mereka, tidaklah yang mereka ucapkan melainkan kedustaan [Qs Al Kahfi 5].

Orang-orang yang binggung itu tidak tahu , bahwa Islam itu semuanya adalah inti, sehingga persepsi dan pikiran mereka yang busuk mengangapnya sebagai kulit. Padahal semua yang dibawa oleh Al Quran dan As Sunnah) adalah haq dan inti. Orang yang memperolok-olok/menghina seseuatu darinya maka dia telah kafir. Sedangkan orang yang menyebut sesuatu yang dibawa Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam dengan sebutan “kulit”, maka dia berada di pinggir jurang kesesatan.

Syubhat Ketiga

Dakwah Salafiyah tidak memberikan perhatian terhadap masalah-masalah politik, bahkan meninggalkan sama sekali.

Bantahan:
Ini juga merupakan kedustaan yang nyata. Karena menurut Salafiyyin, perkara politik termasuk dalam urusan dalam dien ini (yang diatur dalam agama islam). Tetapi…. Politik yang mana??!, apakah politik Koran-koran, majalah,bulletin, kantor-kantor berita milik Yahudi dan Nashoro? Ataukah politik Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam dan para Shohabat rodliallohu anhum ?

Apakah politik demokrasi yang selalu mereka dengungkan dengan semboyan orang-orang kafir,” dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat?”

Ataukah politik pemeluk Islam yang berprinsip,” hukum Alloh, untuk Alloh, berpijak pada Kitabulloh dan Sunnah RosulNya melalui musyawarah yang dibenarkan oleh Islam?”

Ataukah politik yang kebenarannya diukur dengan banyaknya jari yang terangkat (voting-red) di majelis Perwakilan Rakyat, meskipun dengan voting tersebut menambah kuatnya kemungkaran atau kesyirikan?

Ataukah politik sebagaimana yang dikendaki Alloh Azza wa Jalla , “ keputusan itu hanyalah milik Alloh, Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.”[QS Yusuf 15].

Kami Salafiyyin tidak ingin meraih Al haq dengan cara yang batil !!, karena tujuan tidaklah menghalalkan segala cara. Salafi tidak akan berjuang diatas “punggung-punggung babi”, tidak akan meminta pertolongan kepada kaum musyrikin, kafir dan selamanya tidak akan pernah berkumpul dengan orang-orang munafiq. Salafi menolak jumlah banyak yang seperti buih, yang tidak menyandang sifat syar’I sedikitpun.

Syubhat Keempat

Salafiyyun bersikap mudahanah (cari muka) terhadap penguasa, tidak bicara al haq secara terang-terangan di hadapan mereka!!

Bantahan:
Tunjukkan !!! .....dimana salafiyyun mencari jabatan (mengemis jabatan-red) untuk menempati jabatan-jabatan tinggi, berupa menteri (dan atau kepala wilayah-red), hakim,mufti dan jabatan lainnya di negeri islam ? mencari jabatan model begini adalah monopoli/aktifitas ahlul bidah (diantaranya dari mereka kelompok sesat harakiyyun yang sibuk dengan politik praktis) selama puluhan tahun , Kalian ataukah Kami yang sesungguhnya pengemis jabatan itu !!!. Seandainya Salafiyyun mau cari muka dan menjual ilmu, niscaya mereka akan meraih yang telah diraih selain mereka. Tapi salafi memandang itu semua adalah kemunafikan. Bahkan salafi melarang bolehnya memasuki majelis Perwakilan rakyat agar tidak menjadi jembatan bagi undang-undang buatan manusia dan hukum-hukum Thaghut dan tidak bergelimang kebatilan.

Kalau ada oknum yang mengaku salafi, lalu dia memuji-muji penguasa dengan dusta, mencari muka dengan cara berbasa-basi dan bersikap nifak, maka hanyalah mewakili dirinya sendiri. Dakwah Salaf serta Salafiyyin berlepas diri dari apa yang dia lakukan. Kewajiban Salafiyyin kepada orang semacam ini adalah memberikan nasehat, dan mengingatkan, kemudian memboikot dan memberikan peringatan /tahdzir (jika dia enggan-red).

Salafiyyun adalah orang-orang yang membicarakan al haq secara terang-terangan, penuh dengan hikmah dan nasehat yang baik. Tanpa mengobarkan pengkafiran, menyatakan orang lain durhaka, dan pemberontakan terhadap penguasa.

Dakwah Salaf mengajak untuk memberikan nasehat terhadap penguasa, serta zuhud terhadap apa-apa yang ada pada mereka, yang berupa harta, jabatan, dan kehormatan. Juga mengajak untuk tidak mengobarkan (emosi) terhadap mereka, tidak rakus terhadap kursi kekukasaan mereka, tidak memberontak melawan mereka. Kecuali jika nampak kekufuran yang nyata pada penguasa tersebut dengan terpenuhinya syarat-syarat serta tidak adanya penghalang-penghalang kekafiran. Tetapi hal itu ditetapkan oleh ulama , bukan orang-orang hina yang mengikuti setiap orang yang menyeru.

Syubhat Kelima

Salafiyyin suka berlebih-lebihan……!

Bantahan:
Jika yang dimaksud berlebih-lebihan dlam hal bersungguh-sungguh di dalam al haq, melaksanakan kewajiban-kewajibannya, dan menghidupkan sunnah-sunnah yang sudah mulai ditinggalkan, maka ini adalah haq, bukan aib bagi seorang muslim. Sedangkan yang merupakan aib adalah kalau seseorang meremehkan perkara-perkara agama, membolehkan hal-hal yang diharamkan, serta mengerjakan hal-hal yang melanggar syariat. Maka apakah memelihara jenggot yang merupakan sunnah merupakan sikap berlebihan? Apakah memakai kain diatas mata kaki sampai pertengahan betis yang merupakan Sunnah adlah berlebihan? Apakah mengharamkan jabat tangan dengan wanita yang bukan mahram, mengharamkan lagu dan musik termasuk berlebihan? Padahal ulama terdahulu sampai sekarang telah berfatwa dengan hal-hal tsb diatas!!

Itu hanyalah tuduhan dusta agar manusia menjauh dari para ulama, dai, ustadz yang mengajak kepada manhaj salaf.

Salafiyah tidaklah menyia-nyiakan syariat sedikitpun, tidak meremehkan Sunnah apapun bentuknya, walaupun itu dianggap remeh/kulit saja oleh Harakiyyun dan hizbiyyun yang suka menuduh salafiyyun suka mencari-cari masalah ganjil/aneh yang mereka namai dengan ‘perkara kulit’ untuk meremehkannya

Beruntunglah bagi orang orang yang asing (orang yang melakukan suatu amalan sunnah, namun sunnah tsb d dianggap aneh dan asing oleh kebanyakan manusia lainnya ), sebagaimana diberitakan oleh Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam ,” mereka adalah orang-orang yang memperbaiki (menghidupkan kembali-red) sunnah-sunnah Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam yang telah dirusak oleh manusia.” (HR Tirmidzi 5/10, Ahmad 4/73, Thabrani dalam Mujamul kabir 17/16)

Syubhat Keenam

Salafiyyin tidak menaruh perhatian terhadap masalah jihad…!!!

Bantahan :
Jihad merupakan puncak syariat, ayat-ayat dan hadits yang menganjurkannya banyak sekali dan sudah terkenal. Tetapi jihad memiliki kaidah, syarat dan adabnya. Salafiyun tidak akan berangkat jihad dibawah bendera jahiliyah/kebodohan, karena jihad tidaklah disyariatkan kecuali untuk menegakkan syariat Alloh Azza wa Jalla . Dia berfirman,” Sehingga tidak ada fitnah,d an agama seluruhnya untuk Allloh.” [QS Al Anfaal 39].

Untuk berjihad harus ada imam/pemimpin (yang berkuasa terhadap suatu wilayah-red), harus ada bendera Islam , Dan harus ada pembinaan rabbaniyah seputar jihad. Harus ada bekal dan kesiapan. Menurut Salafiyun, jihad haruslah tegak berdiri diatas ilmu, keyakinan dan sasaran yang jelas. Jika bendera telah tegak dan tujuan (sasaran) juga jelas, maka Salafiyyun tidak akan pernah ketinggalan. Lihatlah !!! Bumi Palestina, Chehcya, Afghan, Balkan, kasmir menjadi saksi bagi mereka disisi Alloh Azza wa Jalla . Mereka mendorong peperangan jihad dengan pemahaman seperti ini.

Syubhat Ketujuh

Dakwah Salafi memecah belah umat dan membuat fitnah (ditengah umat-red)…

Bantahan :
Wahai Muslimin, Mengapa Dakwah Salafi dituduh demikian ???, Tidak lain karena Dakwah Salafi ini telah memisahkan antara Haq dan bathil, antara kebajikan dan keburukan, sesuai firman Alloh Azza wa Jalla ,” Agar Alloh memisahkan antara kejelekan dan kebaikan [QS Al Anfaal 37], dan dalam firmanNya,”katakanlah: Kebenaran itu dari Rabb kalian, barangsiapa yang ingin, berimanlah dan barangsiapa yang ingin, kufurlah.” [QS Al Kahfi 29].

Ketika seorang Dai Salafi memerangi bid’ah dan ahli bid’ah, langsung dituduh dengan tuduhan keji tersebut (tukang memecah belah umat, tukang fitrnah, tukang ‘nggembosi’ jamaah lain, tukang adu domba, tukang tuduh, mulutnya kotor sering menuduh, bisanya hanya mencela dan omongan semisalnya-red). Karena memang diantara prinsip Ahlul Bid’ah adalah mengumpulkan orang dengan membabi buta dengan dalih menjaga persatuan umat. Mereka tidak peduli bentuk dan jenisnya, tetapi yang penting bagi mereka para ahlu bid’ah adalah jumlah/banyaknya pengikut, apapun caranya (walaupun melalui cara yang haram dan batil-red) hal tersebut bisa terwujud.

Karena itu wahai muslimin….kalian lihat para Mubtadi’ ini mereka paling pintar berbasa basi dihadapan kaum kafir, musyrik dan sejenisnya..lihatlah di majelis-majelis mereka !! , Mereka cela dan benci kepada muslim yang berdakwah diatas tauhid yakni Salafiyyun .

Kami akan senantiasa ingat ucapan salah satu pembesar Ikhwanul Muslimin di kota Zarqo’ yang dalam ucapannya membela Khumaini –Dedengkot Syiah abad ini- dan revolusinya dan membantah Salafiyyun yang telah memperingatkan dari firqoh Syiah, Dia berkata,” Muslim Syiah yang menegakkan syariat Alloh lebih utama daripada Sunni Salafi yang tidak menegakkan syariat, mereka itu perusak !!!!.” Kemudian dia memberi tuduhan bahwa Slafi membuat fitnah dan memecah belah umat.

Maka saya (Syaikh Musa-red) katakan:” Perhatikanlah , mereka telah terjatuh kedalam fitnah, tidakah mereka mengetahui bahwa Syiah adalah Yahudinya umat ini, Syiah adalah firqoh yang paling buruk, karena berbagai perkara yang ada pada mereka seperti; bid’ah, kesesatan, mencela Shohabat rodliallohu anhum , merubah kitab Alloh Azza wa Jalla , dan menuduh Aisyah sebagai pezina, padahal Alloh Azza wa Jalla sendiri telah mensucikannya dari atas langit ketujuh, Maha Tinggi Alloh dengan ketinggiannya yang Agung dari apa yang diucapkan orang-orang dhalim.

Demikianlah beberapa syubhat yang dilontarkan oleh sebagian ahlul bidah kepada dakwah salafi yang mulia ini. Mudah-mudahan Alloh memudahkan bagi kita untuk mengenal yang haq sebagai suatu kebenaran dan semoga Alloh memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakannya.


{Sumber: “Min Ma’alim Manhaj Nabawi” oleh Syaikh Doktor Abu Anas Muhammad bin Musa Alu Nashr diringkas, diterjemahkan, dan dipublikasikan dalam majalah As Sunnah 04/Tahun VI/1423 H Ditulis kembali oleh Abu Umair Abdul Ghofar untuk Al Aisar, Dilarang! Mengkopi kecuali menyertakan www.al-aisar.com sebagai sumbernya)


jazakumullah

Geen opmerkingen: