donderdag, mei 01, 2008

lanjutan MA'RIFATUL INSAAN

AHLAN WA SAHLAN
REPRODUKSI MANUSIA: AKIBAT-AKIBATNYA ATAS TRANSFORMASI- TRANSFORMASI SPESIES
Menurut Bibel, Al-Quran, Sains oleh Dr. Maurice Bucaille

Setelah mencapai bab penelitian kita ini berkenaan denganjawaban-jawaban yang diberikan oleh Al-Quran kepadapertanyaan 'dari manakah asal-usul manusia?' kiranya kitabarangkali cenderung untuk berpikir bahwa tema ini telahsepenuhnya tergarap. Halnya memang tampak demikian setelahkita pelajari ayat-ayat yang dikutip dalam dua babsebelumnya. Tetapi kita mesti ingat bahwa mengenai salahsatu ayat ini kita melihat betapa bermanfaatnya untuk terusmelanjutkan analisis kita dengan bertumpu pada data yangterdapat di dalam Al-Quran berkenaan dengan reproduksimanusia. Sesungguhnya pernyataan-pernyataan Al-Quran yang berhubungandengan tema ini mengandung jawaban terhadappertanyaan-pertanyaan mengenai transformasi-transformasiyang terjadi dalam morfologi manusia selama berabad-abadyang memang diatur oleh kode genetik yang terbentuk karenabersatunya kromosom-kromosom yang diterima dari sel-selreproduksi keayahan dan keibuan. Dengan demikian, warisangenetik yang disatukan menentukan pertama embrio[7] dankemudian foitus,[8] suatu kemungkinan munculnyaperubahan-perubahan morfologis sebagaimana dibandingkandengan yang dimiliki oleh ayah atau ibu.Modifikasi-modifikasi ini menjadi bersifat pasti ataudefinitif setelah anak dilahirkan dan selama pertumbuhannyadi masa kanak-kanaknya. Paling tidak modifikasi-modifikasiini memberi kepada sang anak kepribadian struktural yangbersifat khas. Lepas dari kembar identik yang terbentuk darisatu ovule tak satu manusia pun benar-benar sama satu samalain. Sedangkan paling jauh hal ini adalah persoalanperbedaan-perbedaan susunan yang mempengaruhi spesies itusendiri. Karena itu, keseluruh-terpaduan perubahan yangterjadi dari generasi ke generasi, yang akhirnya menentukantransformasi-transformasi morfologis yang telah dicatat olehpara ahli paleontologi pada berbagai kelompok manusia sejakzaman dulu. Konsekuensinya, kita harus meninjau kembali pokok-pokokutama mengenai reproduksi yang terdapat di dalam Al-Quran.Oleh karena itu, secara ringkas saya akan meringkaskan studiterinci atas masalah ini yang muncul dalam Bibel, Al-Qurandan Sains Modern. Bagi kita, menangkap makna (khususnya berkenaan denganperbandingan antara pernyataan-pernyataan yang terkandungdidalam Kitab-kitab Suci dan data saintifik), kita mestiingat bahwa teks tersebut diturunkan kepada manusia padaabad ketujuh AD (Anno Domini)*. Karya manusia apa pun padamasa itu mengemukakan pernyataan-pernyataan yang tak tepat.Ilmu belum berkembang, maka mau tak mau pemaparan apa punmengenai reproduksi manusia penuh dengan gagasan-gagasanyang berasal dari mitos dan tahyul. Harus bagaimana lagi,sebab untuk memahami mekanisme kompleks dalam proses ini,manusia harus mengetahui anatomi dan menggunakan mikroskop,dan ilmu-ilmu dasar mesti dimaujudkan sehingga hal ini akanmelicinkan jalan bagi fisiologi, embriologi dan ilmukebidanan.

Pengingat Gagasan-Gagasan Tertentu Mengenai Reproduksi Manusia


Yang saya niatkan di sini bukanlah mengajukan teori-teoritetapi menyajikan gagasan-gagasan yang didasarkan padafakta-fakta. Teori-teori pada hakikatnya terbuka bagiperubahan. Jika didekati dari suatu sudut teoritis, sainsyang berada dalam keadaan yang sahih sekarang bisa sajadisalahkan besok. Oleh karena itu, suatu dasar yang memadaiuntuk perbandingan adalah dasar yang bertumpu pada dayasaintifik dan tidak terbuka bagi perubahan, yang telahbenar-benar dikukuhkan dan diuji melalui eksperimentasi danmalah mungkin telah secara efektif dipraktekkan. Sudah merupakan fakta yang diakui bahwa reproduksi manusiaberlangsung dalam suatu rangkaian proses yang dimulai denganpembuahan di dalam tabung Falopia,* suatu sel telur yangtelah memisahkan dirinya dari indungnya di tengah perjalananmelalui siklus menstrual. Yang melakukan pembuahan tersebutadalah suatu sel yang berasal dari pria, yaitu spermatozoa,yang berpuluh-puluh juta spermatozoa terkandung dalam satusentimeter kubik sperma. Meskipun demikian, yang dibutuhkanuntuk menjamin terjadinya pembuahan adalah satu spermatozoasaja, atau dengan kata lain, sejumlah sangat kecil cairansperma. Cairan benih dan spermatozoa diproduksi oleh buahpelir dan untuk waktu tertentu disimpan di dalam suatusistem saluran dan tandon. Ketika terjadi kontak seksual,spermatozoa itu berpindah dari tempat penyimpanannya kesaluran kencing, dan di tengah jalan, cairan tersebutdiperkaya dengan keluaran-keluaran getah lebih lanjut yang,meskipun demikian, tidak mengandung unsur-unsur pembuah.Keluaran-keluaran getah ini, meskipun demikian, akanmemberikan suatu pengaruh besar atas pembuahan tersebutdengan membantu sperma untuk sampai ke tempat sel telurwanita dibuahi. Dengan demikian, cairan sperma itu merupakansuatu campuran: ia mengandung cairan benih dan berbagaikeluaran getah tambahan. Begitu sel telur dibuahi, ia turun ke rahim melalui tabungFalopia; bahkan pada saat ia turun itulah, ia telah mulaiterpecah. Kemudian 'menanamkan' dirinya dengan menyusup kedalam ketebalan atau kekentalan lendir dan otot-otot, begitutembuni terbentuk. Segera setelah embrio tampak oleh mata telanjang, iaterlihat sebagai suatu kelemit daging yang tidak memilikibagian-bagian yang bisa dibedakan. Di sana ia berkembangsecara bertahap hingga mencapai satu bentuk manusia, selamatahap-tahap ini bagian-bagian tertentu seperti kepala agaklebih besar volumenya dibanding bagian-bagian tubuhselebihnya. Hal-hal ini akhirnya menyusut, sedang strukturpenopang hidup dasar membentuk kerangka yang dikelilingiotot-otot, sistem syaraf, sistem peredar, isi perut (bagiandalam tubuh) dan sebagainya. Pernyataan-Pernyataan dalam Al-Quran

Ringkasan singkat di atas menggambarkan tahap-tahap dasarperkembangan yang pada halaman-halaman berikut akan kitaperbandingkan dengan pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran.Untuk lebih mempermudah pemahaman atas butir-butir yangdiajukan di dalam Al-Quran, kiranya bisa didaftar sebagaiberikut:
1. sejumlah kecil cairan yang dibutuhkan untuk pembuahan;
2. campuran cairan pembuahan;
3. penanaman telur yang telah dibuahi;
4. evolusi embrio

Sejumlah Cairan Yang Dibutuhkan Untuk Pembuahan

"(Tuhan) telah membentuk manusia dari sejumlah kecil mani."(QS 16:4) Ungkapan ini terdapat sebelas kali dalam Al-Quran. Katabahasa Arab yang diterjemahkan di sini sebagai sejumlahkecil (sperma) adalah nuthfah. Barangkali hal ini bukanlahpenerjemahan yang paling ideal, tetapi tampaknya tak adasatu kata dalam bahasa Inggris pun yang bisa sepenuhnyamenangkap makna penuhnya. Kata tersebut berasal dari katakerja bahasa Arab yang berarti 'jatuh bertitik ataumenetes.' Arti utamanya merujuk kepada jejak cairan yangtertinggal di dasar sesuatu ember setelah ember dikosongkan.Dengan kata lain sejumlah sangat kecil cairan yang merupakanarti kedua kata tersebut yaitu setetes air. Dalam contohkhusus ini ia berarti sejumlah kecil sperma, karena katatersebut dikaitkan dengan kata 'sperma' (mani di dalambahasa Arab) dalam ayat berikut:
"Bukankah (manusia) dahulu merupakan setetes mani yangditumpahkan." (QS 75:37) Penting untuk disadari bahwa Al-Quran menyatakan secarajelas bahwa kemampuan sperma untuk membuahi tidak bergantungpada volume cairan yang di-'semburkan.' Gagasan bahwasejumlah sangat kecil cairan sebagai sepenuhnya bersifatefektif tidak segera tampak nyata. Orang-orang yang tak tahufakta sebenarnya berkenaan dengan gejala ini pasti akancenderung berpikir sebaliknya. Namun lebih dari seribu tahunsebelum kemaujudan spermatozoa ditemukan di awal abad 17Al-Quran mengungkapkan gagasan-gagasan yang terbukti benarberdasarkan penemuan identitas unsur pembuah yang diukurdalam satuan-satuan perseribu milimeter. Adalah benar-benarspermatozoalah yang terdapat di dalam cairan benih yangmengandung pita DNA. Hal ini pada gilirannya membentukkendaraan bagi gen-gen dari sang ayah yang bersatu dengangen-gen dari ibu untuk membentuk warisan genetik bagi calonmanusia. Gen-gen yang terkandung di dalam sel reproduksi pria -yangbergabung dengan gen-gen sel reproduksi wanita- membentukfaktor-faktor yang akan menentukan berbagai kekhasan calonmanusia itu. Sebagaimana telah kita lihat sebelumnya dalambuku ini, begitu penyusutan kromatik berlangsung, makaspermatozoa itu membawa gen-gen yang mengandungfaktor-faktor yang menentukan apakah calon manusia itu akanberjenis kelamin laki-laki (hemicromosom Y) atau wanita(hemicromosom X). Jika, di antara tak terhitung banyaknyaspermatozoa yang berkumpul di sekitar tepi sel telur sebagaisel-sel pembuah yang mungkin, satu spermatozoa yangbenar-benar berhasil membuahinya mengandung hemicromosom Y,maka calon anak tersebut akan menjadi anak laki-laki. Jikaspermatozoa yang menembus sel telur mengandung hemicromosomX, maka anak tersebut akan menjadi seorang anak perempuan.Oleh karena itu, jenis kelamin seseorang, secara genetik,ditentukan pada saat terjadi pembuahan oleh unsur pembuah,dalam sejumlah sangat kecil, dan setelahnyakekhasan-kekhasan seksual anak tersebut terus terbentuk.Al-Quran mengandung pernyataan di bawah ini mengenai masalahdi atas (ketika merujuk kepada manusia):

"Dari sejumlah kecil cairan, (Tuhan) membentuknya (dalamproporsi yang tepat) lalu menentukannya." (QS 80:19)

(Saya telah menerjemahkan kata khalaqa sesuai dengan artiaslinya -yang disebutkan dalam bab sebelumnya- yaitu'membentuk dengan proporsi yang sesuai' atau 'membentuk' danbukannya dengan kata kerja 'menciptakan.' Kita tentu mesti mengakui bahwa dalam hal ini ada kesesuaianyang mencengangkan antara pernyataan-pernyataan dalamAl-Quran berkenaan dengan suatu ketentuan yang ditetapkanpada tahap ini dan pengetahuan kita tentang fakta bahwawarisan genetik yang diterima dari ayahlah yang menentukanjenis kelamin seseorang suatu hal yang ditekankan di atas.
Catatan kaki:
7 Sebelum bulan kedua masa kehamilan.
8 Setelah bulan kedua masa kehamilan.
* Anno Domini: penanggalan yang dibuat dengan bertolak darikelahiran Yesus penyunting.

* Tabung Falopia: pembuluh lembut yang menghubungkan rahimdengan daerah indung telur dalam sistem reproduksi wanita(manusia) dan betina (hewan-hewan bertulang belakang yanglebih tinggi) - penyunting.9 Jika memang demikian, tentu hukum-hukum ketata-bahasaansatu segi dari teks Al-Quran yang tak pernah salah akanmenentukan bahwa kata itu muncul dalam bentuk ganda, danbukan dalam bentuk jamak sebagaimana muncul di sini.
* Prostat: sebuah kelenjar pada hewan menyusui yang terdiriatas jaringan otot dan kelenjar yang mengelilingi salurankencing (sperma) pada kandung kemih -penyunting.

Kompleksitas Cairan Pembuah

Ini merupakan suatu konsep yang sangat tepat dan dengangamblang diungkapkan dalam ayat-ayat Al-Quran berikut ini.
"Sungguh Kami telah membentuk manusia dari sejumlah kecilcairan yang bercampur." (QS 76 :2) I

stilah 'cairan-cairan yang bercampur' berkaitan dengan kataArab amsyaj. Para pengulas terdahulu mengartikan kata inisebagai suatu cairan laki-laki dan wanita[9] sedemikiansehingga seakan-akan wanita juga menghasilkan cairan-cairanyang berperan dalam reproduksi. Penafsiran seperti ini takbisa dipertahankan lagi. Hal ini tak lain adalah cerminandari gagasan-gagasan yang populer pada saat Al-Qurandiwahyukan kepada manusia, suatu periode yang di dalamnyasecara amat alami orang tak tahu apa-apa tentang fisiologiatau embriologi wanita. Hal ini menjelaskan kenapa parapengulas terdahulu percaya pada kemaujudan suatu cairan yangbersumber dari wanita yang berperan dalam proses pembuahan.Celakanya, pendapat-pendapat seperti ini, yang diungkapkanoleh para pengulas yang tak syak lagi sangat terkemuka danmemenuhi syarat untuk berbicara tentang masalah-masalahkeagamaan, terus mempengaruhi penafsiran-penafsiran yangdiberikan oleh para ahli masa kini berkenaan dengan berbagaimacam masalah, yaitu gejala-gejala alam. Oleh karena itu,kita mesti menegaskan fakta bahwa sel telur wanita tidakterkandung di dalam suatu cairan seperti sperma, dan bahwaberbagai keluaran getah yang benar-benar terjadi di dalamvagina dan lendir rahim sepenuhnya tak ada hubungannyadengan pembentukan suatu manusia baru sejauh menyangkut zataktual mereka. 'Cairan-cairan yang bercampur' yang dirujuk oleh Al-Quranhanya khas bagi cairan sperma yang kompleksitasnya dengandemikian terpaparkan. Seperti kita ketahui, cairan ini terdiri ataskeluaran-keluaran getah dari kelenjar-kelenjar berikut ini:buah pelir-buah pelir benih (mani), prostat* dankelenjar-kelenjar yang melekat pada saluran kencing. Al-Quran masih menyebut hal-hal lain. Ia juga menjelaskankepada kita bahwa unsur pembuah pria berasal dari cairansperma. "(Tuhan) menjadikan keturunannya dari saripati cairan yanghina." (QS 32:8)

Kata sifat 'yang hina' (mahin di dalam bahasa Arab) mestiditerapkan tidak saja pada sifat cairan itu sendirimelainkan juga pada fakta bahwa ia disemprotkan melaluisaluran kencing. Mengenai kata 'saripati', kita sekali lagi bertemu dengankata Arab sulalat, yang kepadanya kita tadi merujuk dalammemperbincangkan pembentukan manusia, selama Penciptaan,dari 'sari pati' lempung. Hal itu menunjuk pada 'sesuatuyang diambil dari sesuatu yang lain', sebagaimana kita lihatdi atas, dan juga kepada bagian terbaik dari sesuatu '.Konsep yang diungkapkan di sini tidak bisa tidak, membuatkita berpikir tentang spermatozoa.

Penanaman Telur Dalam Organ-Organ Kemaluan Wanita

Penanaman sel telur yang telah terbuahi di dalam rahimdisebutkan dalam banyak ayat Al-Quran. Kata Arab yangdigunakan dalam konteks ini adalah 'alaq, yang arti tepatnyaadalah 'sesuatu yang bergantung' sebagaimana dalam ayatberikut ini.
"Bukankah (manusia) dahulu adalah sejumlah kecil sperma yangditumpahkan? Kemudian ia menjadi sesuatu yang bergantung;lalu Allah membentuknya dalam ukuran yang tepat danselaras." (QS 75:37-38)

Merupakan suatu fakta yang kuat bahwa sel telur yang dibuahitertanam dalam lendir rahim kira-kira pada hari keenamsetelah pembuahan mengikutinya dan secara anatomis sungguhtelur tersebut merupakan sesuatu yang bergantung. Gagasan tentang 'kebergantungan' mengungkapkan arti aslikata dalam bahasa Arab 'alaq. Salah satu turunan dari katatersebut adalah 'segumpal darah,' suatu penafsiran yangmasih kita temukan sekarang dalam terjemahan-terjemahanAl-Quran. Hal ini sepenuhnya merupakan terjemahan yang tidaktepat dari pengulas-pengulas zaman dahulu yang melakukanpenafsiran menurut arti turunan kata tersebut. Karenakurangnya pengetahuan pada waktu itu, maka mereka tak pernahmenyadari bahwa arti asli kata tersebut sudah sepenuhnyamemadai. Di samping itu, dalam hal ayat-ayat yang mengandungpengetahuan modern, ada satu kaidah umum yang terbukti takpernah salah, yaitu bahwa makna paling tua dari suatu kataselalu merupakan arti yang dengan jelas menunjukkankesetaraannya dengan penemuan-penemuan ilmiah, sedangarti-arti turunannya secara berubah-ubah membawa kepadapernyataan-pernyataan yang tidak tepat atau malah samasekali tak punya arti.
Segera setelah berevolusi melampaui tahap yang dicirikan didalam Al-Quran oleh kata sederhana 'sesuatu yangbergantung,' embrio, menurut Al-Quran, melewati satu tahapyang di dalamnya ia secara harfiah tampak seperti daging(daging yang digulung-gulung). Sebagaimana kita ketahui iaterus tampak demikian sampai kira-kira hari kedua puluhketika ia mulai secara bertahap mengambil bentuk manusia.Jaringan-jaringan tulang dan tulang belulang mulai tampakdalam embrio itu yang secara berturutan diliputi olehotot-otot. Gagasan ini diungkapkan dalam Al-Quran sebagaiberikut:

"Kami bentuk hal yang menjadi segumpal daging yangdigulung-gulung, dan segumpal daging itu Kami bentuk menjaditulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkusdengan daging yang utuh." (QS 23 14)

Dua tipe daging yang diberi dua nama berbeda di dalamAl-Quran, yang pertama 'daging yang digulung-digulung'disebut sebagai mudhraj, sedang yang kedua 'daging yangmasih utuh' ditunjukkan oleh kata lahm yang memangmenguraikan secara amat tepat bagaimana rupa otot itu. Al-Quran juga menyebutkan munculnya indera-indera danbagian-bagian dalam tubuh.

"(Tuhan) menganugerahkan bagimu pendengaran, penglihatan danbagian-bagian dalam tubuh." (QS 32:9) Penunjukan dalam Al-Quran kepada organ-organ seksual mestijuga kita perhatikan, karena perujukan olehnya sungguhsangat tepat sebagaimana ditunjukkan oleh ayat ini.

"(Tuhan) membentuk berpasang-pasangan laki-laki danperempuan dari sejumlah kecil (sperma) ketika sejumlah kecil(sperma) itu dipancarkan." (QS 53 :45-46) Sebagaimana telah kita lihat di atas, Al-Quran menekankanfakta bahwa hanya sejumlah amat kecil cairan sperma yangdibutuhkan untuk pembuahan. Unsur pembuah pria, yaituspermatozoa, mengandung hemicromosom yang akan menentukanjenis kelamin calon manusia itu. Saat-saat yang menentukanterjadi ketika spermatozoa menembus sel telur dan kemudianjenis kelamin tersebut tidak berubah. Ayat-ayat yang dikutipdi atas menunjukkan bahwa jenis kelamin manusia ditentukanoleh sejumlah kecil cairan pembuah. Cairan inilah yangmembawa spermatozoa yang mengandung hemicromosom yangmenentukan bentuk seksual manusia baru. Dalam konteks initeks Al-Quran dan data embriologi modern secara sangatmencengangkan ternyata sama. Semua pernyataan ini sesuai dengan fakta-fakta kuat masakini. Tetapi bagaimana orang-orang yang hidup pada masaMuhammad dapat mengetahui berbagai rinci embriologi? Karenadata ini belum ditemukan sampai seribu tahun setelah wahyuAl-Quran diturunkan. Sejarah sains membuat kita menyimpulkanbahwa tak ada satu penjelasan manusia mengenai kemaujudanayat-ayat ini di dalam Al-Quran.

Transformasi-Transformasi Bentuk Manusia Sepanjang Abad dan Perkembangan Embrionik
Bagi orang-orang yang tidak akrab dengan embriologi dangenetika, tidak segera tampak bahwa setiap dan semuamodifikasi yang berlangsung di dalam individu manusiaberasal dari perubahan-perubahan yang terjadi pada gen-genyang diberikan kepada individu baru oleh kromosom-kromosomyang diturunkan dari ayah dan ibunya. Sebagaimana dinyatakansebelumnya, satu pembagian berlangsung dalam setiap warisangenetis yang diikuti satu penyatuan unsur-unsur yang berasaldari paruh masing-masing. Hal ini dengan cepat menimbulkanawal perubahan-perubahan morfologis selama kehamilan, dandengan demikian juga modifikasi-modifikasi fungsional yangmuncul kemudian. Dengan demikian transformasi-transformasiterus berlangsung setelah lahirnya sang bayi, melewatipertumbuhan masa kecil, hingga individu tersebut mencapaikedewasaan dan transformasi-transformasi tersebut sepenuhnyasempurna. Jika konsep-konsep ini tidak dipahami dengan benar, makakesalahan-kesalahan bisa terjadi berkenaan dengangagasan-gagasan orang-orang yang biasa berpikir bahwaayat-ayat Al-Quran yang dikutip dalam bab ini berkenaanhanya dengan perkembangan bayi di dalam rahim danmengabaikan perkembangan morfologis berikutNya dari manusiaitu. Itulah sebabnya kenapa sangat penting untuk memasukkansemua ayat yang merujuk pada reproduksi manusia dalam studikita mengenai bagian -bagian teks Al-Quran yang- sejauh yangdapat saya lihat berhubungan dengan transformasi-transformasibentuk manusia selama berabad-abad. Untuk menjernihkan persoalan ini, saya akan memberikan satucontoh berkenaan dengan transformasi patologis yang terdiriatas suatu kerusakan bawaan yang khususnya umum terjadi diantara kesalahan-kesalahan pembentukan manusia: yaitumongolisme.° Penemuan-penemuan telah menunjukkan bahwa halitu disebabkan atau diakibatkan oleh berlipat tiganya suatukromosom yang telah diberi nomor 21, yang darinya kerusakantersebut mengambil nama Trisomi 21. Pada masa kini diketahuibahwa penyebabnya terletak pada gen-gen yang terkandungdalam kromosom dan bahwa kerusakan tersebut terjadi denganfrekuensi maksimum ketika ibu sang bayi berumur lebih dari40 tahun. Penyakit tersebut dicirikan oleh suatu perkembangan fisikdan intelegensia kanak-kanak dan bentuk-bentuk morfologiskhas tertentu yang barangkali tidak tampak jelas waktukelahiran tapi kemudian menjadi sangat nyata. Jadi, kondisitersebut dikenali, cepat atau lambat, sesuai dengan tingkatkeseriusannya. Meskipun demikian, apa pun kasusnya,karakteristik dasarnya diperoleh selama minggu-minggupertama kehidupan. Modifikasi-modifikasi morfologis yang bermacam-macam dalamdiri manusia mengikuti pola yang sama. Proses tersebutbermula selama kehamilan, dan secara bertahap menjadi lebihnyata hingga manusia tersebut mencapai kedewasaan. Dengandemikian, selama generasi-generasi yang berturutan yangmemisahkan Australopitecus dari manusia modern (yangmencapai sepuluh ribu unit), masuk akallah untuk beranggapanbahwa tak sedikit modifikasi yang terjadi dalam setiapgenerasi, yang secara bertahap tertumpuk hingga menghasilkantransformasi-transformasi yang melahirkan manusiasebagaimana kita kenali pada masa kini. Oleh karena itu,adalah mustahil, berkenaan dengan hasil akhirnya, untukmemisahkan modifikasi-modifikasi kecil yang selaras yangterjadi atau berlangsung dalam setiap generasi di dalamrahim dari transformasi-transformasi menyeluruh yang terjadiatas sejumlah besar generasi. Penjelasan ini diperlukanuntuk memahami cara Al-Quran mengungkapkan konsep ini,sehubungan dengan evolusi embrio di dalam rahim, menurutkehendak Allah, sebagaimana dinyatakan dengan jelas di dalamAl-Quran.

Catatan kaki:

° Mongolisme: kepandiran bawaan, yang dalam kepandiran
bawaan itu seorang anak dilahirkan dengan tengkorak kepala
yang pendek dan rata (pesek), kedua mata yang sipit, dan
kelainan-kelainan lain -penyunting
(SELESAI)

Asal Manusia
Menurut Bibel, Al-Quran, Sains
oleh Dr. Maurice Bucaille
Penerbit Mizan, Cetakan VII, 1994



jazakumullah

Geen opmerkingen: