donderdag, mei 01, 2008

MA'RIFATUL INSAAN

AHLAN WA SAHLAN

Salah satu sifat asli Al-Quran, yang membedakannya dariBibel sebagaimana disebutkan di atas, adalah bahwa untukmengilustrasikan penegasan yang berulang-ulang tentangke-Mahakuasaan Tuhan, Kitab tersebut merujuk kepada suatukeragaman gejala alam. Dalam hal sejumlah besar fenomena iniia juga memberikan suatu uraian terinci tentang carafenomena-fenomena itu berevolusi -penyebab-penyebab danakibat-akibatnya. Kesemua rincian ini pantas untukdiperhatikan. Pernyataan-pernyataan yang dikandung olehAl-Quran tentang manusia, adalah di antara yang palingmengejutkan saya ketika saya membaca kitab tersebut untukpertama kalinya dalam bahasa Arab aslinya. Hanya yangaslinya sajalah yang bisa menjelaskan makna sejatipernyataan-pernyataan yang amat sering disalahterjemahkandisebabkan alasan-alasan yang disebut di atas. Yang menjadikan penemuan-penemuan ini sangat penting adalahbahwa kesemuanya itu merujuk pada banyak pengertian yangbelum dikenal pada saat-saat Al-Quran diwahyukan kepadamanusia dan yang -baru empat belas abad kemudian- terbuktisepenuhnya selaras dengan sains modern. Dalam konteks inisama sekali tak perlu mencari-cari penjelasan-penjelasanpalsu yang cenderung muncul di beberapa publikasi dan bahkandi dalam sejarah-sejarah ilmu kedokteran yang di dalamnyaMuhammad dianggap sebagai memiliki kemampuan-kemampuankedokteran (sebagaimana juga Al-Quran disebut-sebut sebagaimengandung resep-resep kedokteran, suatu gagasan yangsepenuhnya tidak tepat).

[1] Asal-Usul Kehidupan-

- Al-Quran memberikan jawaban yang amat jelas pada pertanyaan:Pada titik manakah kehidupan bermula? Dalam bagian ini, sayaakan mengajukan ayat-ayat Al-Quran yang di dalamnyadinyatakan bahwa Asal Manusia adalah (bersifat) air.Ayat pertama di bawah ini juga menunjuk kepada pembentukanalam semesta.


"Tidakkah orang-orang kafir itu melihat bahwa lelangit danbumi disatukan, kemudian mereka Kami pisahkan dan Kamimenjadikan setiap yang hidup dari air. Lantas akankah merekatak beriman?" (QS 21:30)

Pengertian 'menghasilkan sesuatu dari sesuatu yang lain'sama sekali tidak menimbulkan keraguan. Ungkapan tersebutbisa juga berarti bahwa setiap sesuatu yang hidup dibuatdari air (sebagai komponen pentingnya) atau bahwa semuabenda hidup berasal dari air. Kedua makna itu sepenuhnyasesuai dengan data saintifik. Pada kenyataannya, kehidupanberasal dari yang bersifat air dan air adalah komponen yangpaling penting dari seluruh sel-sel hidup. Tanpa air hidupmenjadi tidak mungkin. Jika kemungkinan kehidupan padaplanet lain diperbincangkan, maka pertanyaan yang pertamaselalu: Adakah cukup air untuk mendukung kehidupan di tempattersebut? Data modern membawa kita untuk berpikir bahwa wujud hidupyang paling tua barangkali termasuk dalam duniatumbuh-tumbuhan: ganggang telah ditemukan sejak periodepra-Cambria yaitu saat dikenalinya daratan yang paling tua.Organisme yang termasuk dalam dunia hewan barangkali munculsedikit lebih kemudian: mereka muncul dari laut. Kata yang di sini diterjemahkan sebagai 'air' padakenyataannya adalah ma'[2] yang berarti baik air di langitmaupun air di lautan atau segala jenis cairan. Dalam artiyang pertama air merupakan unsur yang penting bagi seluruhkehidupan tumbuh-tumbuhan:

"(Tuhan sajalah) yang telah menurunkan air dari langit. MakaKami[3] tumbuhkan (dari air itu) berpasang-pasangtumbuh-tumbuhan yang berbeda-beda." (QS 20:53)

Inilah perujukan pertama kepada suatu 'pasangan'tumbuh-tumbuhan. Nanti kita akan kembali kepada pengertianini. Dalam arti keduanya yang merujuk pada segala jenis cairan,kata tersebut dipergunakan dalam bentuk tak-tentunya untukmenunjukkan zat yang berada pada dasar pembentukan seluruhkehidupan hewan:


"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air."(QS 24:45)

Sebagaimana akan kita lihat nanti, kata tersebut juga bisaditerapkan pada cairan mani.[4] Jadi, pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran tentang asal-usulkehidupan, apakah itu merujuk kepada kehidupan secara umum,unsur yang melahirkan tumbuh-tumbuhan di dalam tanah ataupunbenih hewan-hewan, seluruhnya sepenuhnya sesuai dengan datasaintifik modern. Tak satu pun mitos tentang asal-usulkehidupan yang lazim dianggap benar oleh orang pada saatAl-Quran diwahyukan kepada manusia disebutkan dalam tekstersebut. Keberlangsungan Kehidupan------------------------------------------------------------

Al-Quran merujuk pada banyak aspek kehidupan di dalam duniahewan dan tetumbuhan. Saya telah menguraikan kesemuanya itudalam karya saya sebelum ini yang diterbitkan pada tahun1976 (edisi bahasa Inggris, 1978).

Dalam studi ini sayaingin memusatkan perhatian pada ruang yang diberikan dalamAl-Quran kepada tema keberlangsungan kehidupan. Berbicara secara umum, komentar-komentar yang diberikan ataspembiakan (reproduksi) dalam dunia tumbuh-tumbuhan bersifatlebih panjang daripada yang merujuk kepada pembiakan dalamdunia hewan. Meskipun demikian, ada banyak pernyataan yangmenggarap tema reproduksi manusia, sebagaimana akan kitalihat di bawah ini. Sudah merupakan suatu pengetahuan yang diakui bahwa ada duametode reproduksi di dalam dunia tumbuh-tumbuhan: yaitu yangbersifat seksual dan aseksual (contohnya, pelipatgandaanspora-spora atau proses menyetek yang merupakan kasus-khususpertumbuhan). Perlu kita perhatikan, bahwa Al-Quran merujukkepada bagian-bagian jantan dan betina tetumbuhan tersebut:


"(Tuhan sajalah) yang telah menurunkan air dari langit. MakaKami tumbuhkan (dari air itu) berpasang-pasangtumbuh-tumbuhan yang saling terpisah." (QS 20:53)

"Satu dari sepasang" merupakan penerjemahan dari kata zauj(jamaknya azwaj) yang arti aslinya adalah "yang bersama-samadengan yang lainnya membentuk satu pasangan." Kata tersebutbisa juga langsung diterapkan pada pasangan kawin (artinya,manusia), sebagaimana juga pasangan sepatu.

"Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang- pasangan." (QS 13:3)

Pernyataan ini berarti kemaujudan organ-organ jantan danbetina dalam seluruh beragam spesies buah-buahan. Hal inisepenuhnya sesuai dengan data yang ditemukan pada kurunwaktu yang jauh lebih kemudian berkenaan dengan pembentukanbuah, karena seluruh tipe berasal dari tetumbuhan yangmemiliki organ-organ seksual (sekalipun beberapa varietas,seperti pisang, berasal dari bunga-bungaan yang tidakdibuahi). Pada umumnya, reproduksi seksual di dunia hewan hanyadigarap secara ringkas dalam Al-Quran. Pengecualian dalamhal ini adalah berkenaan dengan manusia. Karena, sepertiyang akan kita lihat kemudian dalam bab berikut ini,pernyataan-pernyataan mengenai topik ini berjumlah banyakdan sangat terinci.

------------- Catatan kaki:
1 Seluruh kandungan Al-Quran merupakan ketentuan-ketentuantertentu mengenai kebiasaan-kebiasaan yang sehat seperti:kebersihan diri, larangan minum alkohol; suatu ketentuanseperti berpuasa di bulan Ramadhan juga merupakan bagianyang jelas dari aturan-aturan ini. Penyebutan madu di dalamAl-Quran tidak mencakup indikasi apa pun mengenaikasus-kasus khusus yang di situ madu ternyata bermanfaatbagi kesehatan manusia.

2 Pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut transliterasibahasa Arab ke Latin, hendaknya melihat bagan dalam Bibel,Quran, dan Sains Modern (Edisi Prancis).3 Perubahan dalam struktur gramatikal suatu ungkapan inibersifat umum atau lazim dalam Al-Quran. Tuhan adalah yangmula pertama dirujuk secara tak langsung, kemudian tekstersebut mengaitkan Firman-Firman Langsung-Nya, sebab 'Kami'dengan jelas berarti Tuhan.4 Disimpan oleh kelenjar reproduksi, cairan mani mengandungspermatozoa.

ASAL-USUL MANUSIA DAN TRANSFORMASI-TRANSFORMASI BENTUK MANUSIA SEPANJANG ZAMAN


Beberapa ayat di dalam Al-Quran berikut ini tidak mengandungsesuatu pun kecuali makna spiritual mendalam. Yang lainnya,dalam pandangan saya, merujuk kepadatransformasi-transformasi yang tampaknya menunjukkanperubahan-perubahan di dalam morfologi manusia. Yangterkemudian ini menguraikan fenomena yang sepenuhnyabersifat material, yang terjadi di dalam berbagai fase tapiselalu dalam susunan yang tepat. Campur tangan kehendakTuhan, yang mengatasi segalanya, disebutkan beberapa kalidalam ayat-ayat ini. Hal tersebut tampak dimaksudkan untukmengarahkan transformasi-transformasi yang terjadi selamasuatu proses yang hanya bisa diuraikan sebagai suatu'evolusi.' Di sini, kata tersebut dipergunakan dengan maksuduntuk menunjukkan satu rangkaian modifikasi-modifikasi yangtujuannya adalah untuk sampai kepada satu bentuk definitif(tetap). Tambahan pula, penekanan diberikan kepada gagasanbahwa ke-Mahakuasaan Tuhan tampil pada kenyataan bahwa Iamemusnahkan populasi manusia untuk memberi jalan bagipopulasi baru lainnya: hal ini tampak bagi saya sebagaitema-tema utama yang muncul dari himpunan ayat Al-Quran yangdisatukan di dalam bab ini. Tak syak lagi, para pengulas terdahulu tidak mampu melihatadanya gagasan bahwa bentuk manusia bisa jadi telahmengalami transformasi. Meskipun demikian, merekaberkehendak untuk mengakui bahwa perubahan-perubahan mungkinsaja benar-benar telah terjadi dan mereka mengakuikemaujudan tahapan-tahapan di sepanjang perkembanganembrionik -suatu gejala yang biasa teramati pada seluruhkurun waktu dalam sejarah. Meskipun demikian, hanya padamasa kita inilah, sains modern mengizinkan kita untuksepenuhnya memahami arti ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkepada tahapan-tahapan berturutan dari perkembanganembrionik di dalam rahim. Pada saat ini kita memang bisa bertanya-tanya apakahperujukan-perujukan di dalam Al-Quran kepada tahap-tahapyang berurutan dari perkembangan manusia, paling tidak padabeberapa ayat, tidak melampaui sekadar pertumbuhan embrioniksedemikian sehingga mencakup transformasi-transformasimorfologi manusia yang terjadi selama berabad-abad.Kemaujudan perubahan-perubahan seperti itu telah secararesmi dibuktikan oleh paleontologi dan buktinya sangatbanyak sehingga tak perlu lagi untuk mempertanyakannya. Para penafsir Al-Quran terdahulu barangkali tak punyafirasat bakal adanya penemuan-penemuan pada berabad-abadkemudian. Mereka hanya bisa memandang ayat-ayat khusus inidalam konteks perkembangan embrio, tak ada alternatif lainpada masa itu. Kemudian tibalah bom Darwin yang -melalui pemuntiranterang-terangan teori Darwin oleh para pengikut awalnya-mengekstrapolasikan pengertian tentang suatu evolusi yangbisa diterapkan atas manusia, meskipun tingkat evolusinyabelum lagi dibuktikan di dalam dunia hewan. Dalam halDarwin, teori tersebut didorong sampai ke tingkat ekstremsedemikian sehingga para peneliti mengklaim sebagai telahmemiliki bukti bahwa manusia berasal dari kera -suatugagasan yang, bahkan pada masa sekarang, tak seorang ahlipaleontologi terhormat sekalipun mampu membuktikannya. Meskidemikian jelas terdapat satu jurang yang sangat senjang diantara konsep tentang manusia yang berasal dari kera (suatuteori yang sepenuhnya tak bisa dipertahankan) dengan gagasantransformasi-transformasi bentuk manusia di sepanjang waktu(yang telah sepenuhnya dibuktikan). Kerancuan antarakeduanya telah mencapai puncaknya ketika mereka digabungkanmenjadi satu -dengan hujjah-hujjah yang sangat dicari-cari-di bawah panji kata EVOLUSI.

Kerancuan yang tidakmenguntungkan ini telah menyebabkan beberapa orang secarasalah mengkhayalkan bahwa karena kata tersebut dipergunakanuntuk menunjuk manusia, maka ia mesti berarti bahwa, menurutkenyataan itu sendiri, Asal Manusia bisa dilacak hinggakera. Adalah amat penting untuk memahami dengan gamblang perbedaandi antara keduanya; kalau tidak, ada risiko timbulnyakesalahpahaman tentang makna yang dikaitkan kepada beberapaayat Al-Quran tertentu yang akan saya kutip. Di dalamayat-ayat ini tak ada satu isyarat yang paling samar-samarpun berkenaan dengan bukti untuk mendukung teorimaterialistis tentang asal-usul manusia yang amatmengguncangkan kaum Muslim, Yahudi dan Nasrani tersebut.

Makna Spiritual Mendalam Penciptaan Manusia dari Tanah

Sebagaimana ditunjukkan oleh kedua ayat berikut ini, manusiaditampilkan di dalam Al-Quran sebagai suatu wujud yang amaterat berkaitan dengan tanah (perujukan pertama):


"Dan Allah menumbuhkan kamu sebagai suatu tumbuhan daritanah, dan kemudian Dia akan mengembalikan kamu kepadanya,Dia akan mengeluarkan kamu lagi, sebagai suatu keluaranbaru." (QS 71 :17-18)

Ayat berikut ini menyebutkan tentang tanah (perujukan nomor2):




"Dari (tanah) itulah Kami,[5] membentuk kamu dan kepadanyaKami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akanmengeluarkan kamu pada kali yang lain. " (QS 20:55)

Aspek spiritual asal manusia dari tanah ini ditekankan olehkenyataan bahwa kita mesti kembali ke tanah setelah kematiandan juga oleh gagasan bahwa Tuhan akan mengeluarkan kitalagi pada Hari Pengadilan, suatu makna spiritual yang,sebagaimana telah kita lihat, juga ditegaskan oleh Bibel. Sehubungan dengan penerjemahan di atas, berkenaan denganperujukan nomor 2, saya ingin menunjukkan kepada baik parapembaca berbahasa Arab maupun yang menguasai bahasa Arab diBarat, kata bahasa Arab khalaqa biasa diterjemahkan dengankata kerja 'menciptakan'. Tetapi, penting untuk diketahui,bahwa sebagaimana ditunjukkan oleh kamus yang amat baik yangdisusun oleh Kasimirski, arti asli kata tersebut adalah'memberikan suatu proporsi kepada sesuatu atau membuatnyamemiliki proporsi atau jumlah tertentu.' Bagi Tuhan (saja),penerjemahan tersebut telah dimudahkan dengan penggunaankata 'menciptakan,' yakni mewujudkan sesuatu yang sebelumnyatidak maujud. Dengan berbuat demikian, orang-orang yangsecara eksklusif menggunakan istilah 'menciptakan' sebagaimerujuk kepada tindakan itu, telah gagal menerjemahkangagasan tentang 'proporsi' yang menyertainya. Penerjemahanyang lebih tepat, barangkali, adalah dengan menggunakan kata'membentuk' atau 'membentuk dalam proporsi tertentu.' Halini akan membawa kita lebih dekat kepada makna asli katabahasa Arabnya. Inilah sebabnya, kenapa saya telah memilihmenggunakan kata 'membentuk' di dalam sebagian besarterjemahan-terjemahan saya, dengan makna yang disiratkanoleh kata bahasa Arab primitifnya.

Komponen-Komponen Bumi (Tanah) Dan Pembentukan Manusia


Makna spiritual utama asal-usul manusia dari tanah tidakmenyingkirkan pengertian, yang ada di dalam Al-Quran,tentang apa yang pada masa kini disebut sebagai'komponen-komponen' kimiawi tubuh manusia yang bisaditemukan di tanah


[6] agar bisa membawakan pengertian iniyang pada masa kini diakui sebagai tepat secara saintifikkepada orang-orang yang hidup ketika Al-Quran diwahyukan,maka terminologi yang sesuai dengan tingkat pengetahuan padamasa itu harus digunakan. Manusia dibentuk darikomponen-komponen yang dikandung di dalam tanah. Gagasan inimuncul dengan sangat jelas dari berbagai ayat yang didalamnya elemen-elemen pembentuk tersebut ditunjukkan denganberbagai nama (perujukan nomor 3):


"Dia telah menyebabkan kamu tumbuh dari bumi (tanat)." (QS11.61)


Gagasan tentang tanah (ardh di dalam bahasa Arab) diulangipada surah 53 ayat 32. Tuhan berbicara kepada manusia (perujukan nomor 4):


"Maka sesungguhnya Kami telah membentukmu dari tanah gemuk(soil)." (QS 22 :5)


Asal manusia dari tanah gemuk (thurab di dalam bahasa Arab)diulangi dalam surah 18 ayat 37, surah 30 ayat 20, surah 35ayat 11 dan surah 40 ayat 67. Selanjutnya (perujukan nomor5):


"Dialah yang membentuk kamu dari lempung." (QS 6 :2)

Lempung (thin dalam bahasa Arab) dipergunakan dalam beberapaayat untuk mendefinisikan komponen-komponen pembentukmanusia. Selanjutnya (perujukan nomor 6):

[
Tuhan) memulai penciptaan manusia dari lempung." (QS 32:7)

Penting untuk dicatat dalam hal ini bahwa Al-Quran menunjukkepada 'awal' suatu penciptaan dari lempung. Hal ini jelasbermakna bahwa tahap yang lain akan segera mengikuti. Meskipun tampak tidak memberikan data baru bagi studi masakini, kutipan berikut ini diberikan demi kelengkapan. Ayatini merujuk kepada manusia (perujukan nomor 7):


Sesungguhnya Kami telah membentuk mereka dari lempung yangpekat." (QS 37:11) Selanjutnya (perujukan nomor 8):

"Dia membentuk manusia dari lempung, seperti tembikar." (QS55:14)


Citra di atas menunjukkan bahwa manusia 'dimodelkan',sebagaimana ditunjukkan dalam ayat berikut ini. Kita jugabisa menemukan gagasan tentang 'pencetakan' manusia, yangmerupakan subyek sub-bagian berikut (perujukan nomor 9):

"Dan sesungguhnya Kami telah membentuk manusia dari lempung,dari lumpur yang dicetak." (QS 15:26)

Gagasan yang sama diulangi

Dan sesungguhnya Kami telah membentuk manusia dari suatusaripati lempung." (QS 23 :12)

Saya menggunakan kata 'saripati' untuk menerjemahkan istilahbahasa Arab sulalat yang berarti 'sesuatu yang disarikandari sesuatu yang lain' sebagaimana akan kita lihat nanti.Kata tersebut muncul di bagian lain Al-Quran, yang didalamnya dinyatakan bahwa Asal Manusia adalah sesuatuyang disarikan dari cairan mani; (pada masa kini diketahuibahwa komponen aktif cairan mani adalah organisme seltunggal yang disebut 'spermatozoon' ). Saya membayangkan bahwa 'saripati lempung' pasti merujukpada berbagai komponen kimiawi yang menyusun lempung yangdisarikan dari air yang dalam hal bobotnya merupakan unsurutama. Air yang di dalam Al-Quran dianggap sebagai asal-usulseluruh kehidupan, disebutkan sebagai unsur penting dalamayat berikut (perujukan nomor 11):

"Dan Dia (pula) yang membentuk manusia dan air, maka Diajadikan pertalian keturunan (oleh laki-laki) dankekeluargaan oleh wanita." (QS 25:54)

Sebagaimana di tempat lain dalam Al-Quran, 'manusia' yangdirujuk di sini adalah Adam. Beberapa ayat menyinggung penciptaan wanita (perujukan nomor12):

"Tuhanmu sajalah) yang telah membentuk kamu dari setunggaldiri dan darinya menciptakan istrinya." (QS 4:1)
Ayat ini diulangi pada surah 7 ayat 189 dan surah 39 ayat 6.

Topik yang sama dirujuk dalam peristilahan yang kurang lebihsama dalam surah 30 ayat 21 dan surah 42 ayat 11.

Tak akan timbul keraguan bahwa di dalam kedua belasperujukan di atas banyak ruang diberikan kepada perenungansimbolis tentang Asal Manusia, termasuk suatu isyaratyang jelas tentang apa yang akan terjadi atasnya setelahkematiannya, dan mengandung penunjukan-penunjukan kepadafakta bahwa manusia akan kembali ke bumi demi dimunculkankembali pada Hari Pengadilan. Meskipun demikian, di sanajuga tampak adanya perujukan kepada komposisi kimiawi tubuhmanusia. -------------

Catatan kaki:

5 Kami menunjukkan Tuhan.
6 Yang dimaksud komponen, atau 'unsur' (istilah-istilah yangdigunakan untuk lebih mempermudah membaca teks), ialahmateri yang dapat diekstraksi dari bumi dan yang tidakmerusak bentuk, yakni berbagai komponen atom yang membentukmolekul; seluruh unsur yang membentuk bagian tubuh manusiaada dalam jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dibumi.

Transformasi-Transformasi Manusia Sepanjang Berabad-Abad

Bertentangan dengan di atas, komentar yang diberikanterhadap beberapa ayat Al-Quran, yang akan saya kutip dibawah ini, terutama mengandung pengertian-pengertianmaterial. Kita di sini berada di dalam lingkungantransformasi-transformasi morfologis tulen yang terjadidalam cara yang selaras dan seimbang berkat adanya suatuorganisasi yang amat terencana, mengingat fenomena-fenomenatersebut terjadi dalam tahap-tahap yang berturutan. Dengandemikian, kehendak Tuhan yang terus-menerus memimpin nasibmasyarakat manusia, ditampakkan dalam keseluruhan kekuatandan keagungan-Nya melalui peristiwa-peristiwa ini. Al-Quran, pertama kali, berbicara tentang suatu'penciptaan', tetapi ia meneruskan dengan menguraikan suatutahap kedua, yang di dalamnya Tuhan memberikan bentuk kepadamanusia. Tak syak lagi, penciptaan dan organisasi morfologismanusia dilihat sebagai peristiwa-peristiwa yang berturutan. Tuhan berbicara kepada manusia (perujukan nomor 13):

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kamimemberimu bentuk, kemudian Kami katakan kepada paraMalaikat: 'Bersujudlah kamu kepada Adam'." (QS 7:11)

Karenanya, adalah mungkin untuk membedakan tiga peristiwaberturutan yang dua di antaranya penting bagi studi kita:Tuhan menciptakan manusia dan kemudian memberinya suatubentuk (Shawwara dalam bahasa Arab). Di bagian-bagian lain dinyatakan bahwa bentuk manusia akanbersifat selaras (perujukan nomor 14):



"Ketika Tuhan mereka berfirman kepada para malaikat: Akuhendak membentuk seorang manusia dari lempung, dari lumpuryang diacu; bila Aku telah membentuknya secara selaras danmeniupkan ke dalamnya ruh-Ku, maka sujudlah kepadanya." (QS16 :28-29) Ungkapan 'membentuk dengan selaras' (sawwai) diulangi dalamsurah 38 ayat 72. Ayat lain menguraikan bagaimana bentuk selaras manusiadidapat melalui adanya keseimbangan dan kompleksitasstruktur. Kata kerja rakkaba dalam bahasa Arab berarti'membuat sesuatu dari komponen-komponen' (perujukan nomor16):



"(Tuhanlah) yang telah menciptakan kamu lalu membentukmusecara selaras dan dalam proporsi yang tepat, dalam bentukapa saja yang Dia kehendaki, Dia membuatmu darikomponen-komponen." (QS 82 :73)

Manusia diciptakan dalam bentuk apa pun yang Tuhankehendaki. Ini adalah suatu hal yang amat penting. Tuhan berbicara kepada manusia (perujukan nomor 16):

"Sesungguhnya Kami telah membentuk manusia menurut rencanaorganisasional yang sebaik-baiknya." (QS 95 :4)

Kata bahasa Arab taqwim berarti 'mengorganisasikan sesuatudengan cara terencana' yang, oleh karena itu, berarti suatususunan kemajuan yang telah lebih dahulu didefinisikansecara cermat. Kebetulan sekali para spesialis evolusi,ketika menguraikan transformasi-transformasi yang terjadisepanjang waktu, menggunakan ungkapan itu pula: perencanaanorganisasional itu sudah benar-benar terbukti daristudi-studi saintifik mengenai masalah ini. Konteks surah 95, yang darinya ayat di atas diambil, adalahpenciptaan manusia secara umum dengan merujuk kepadakenyataan bahwa begitu manusia telah diberi bentuk yangsedemikian terorganisasikan oleh kehendak Tuhan, ia terbenamke dalam kondisi yang amat buruk (yang berarti jompo dalamusia tua).

Surah tersebut sama sekali tidak menyebut-nyebutperkembangan embrionik melainkan hanya menguraikanpenciptaan makhluk manusia secara umum. Dalam kerangkastruktur, perencanaan organisasional tersebut jelas merujukkepada spesies manusia sebagai suatu keseluruhan. Penafsiran yang telah saya berikan atas ayat inimencerminkan pentingnya konteks sebagai sarana untukmenyampaikan apa yang dirujuk oleh suatu kata tertentu(perujukan nomor 17):

"Dia sesungguhnya telah membentukmu dalam tahap-tahap(tingkat-tingkat)." (QS 71:14)

Kata bahasa Arab yang diterjemahkan di sini sebagai'tahap-tahap' atau 'tingkat-tingkat', adalah athwar (katatunggalnya thaur). Inilah satu-satunya ayat di dalamAl-Quran yang di dalamnya kata tersebut muncul dalam bentukmajemuknya. Tidak mungkinlah untuk mencari-cari di tempatlain di dalam teks tersebut kepastian mengenai apakah'tahap-tahap' atau 'tingkat-tingkat' itu -yang jelas merujukkepada manusia- berkenaan dengan perkembangan manusia didalam rahim (yakni, seperti yang diduga oleh para pengulasterdahulu dan yang juga merupakan anggapan saya sendiri didalam buku saya terdahulu), ataukah kesemuanya itu menunjukkepada transformasi-transformasi yang dialami oleh spesiesmanusia di sepanjang waktu. Ini adalah satu masalah yangpatut direnungkan. Untuk memperoleh jawabannya, sudah pasti pertama sekali kitamesti membahas tema tersebut sebagaimana diuraikan di dalamAl-Quran. Demikianlah kita melihat bahwa surah 7l, yangdarinya ayat di atas kita ambil, terutama berhubungan dengantanda-tanda ke-Mahakuasaan dan Kekuasaan Tuhan sebagaiPencipta secara umum. Bagian di dalam Al-Quran yang mencakupayat 14 (satu bagian yang merujuk pada khutbah Nuh kepadakaumnya) secara esensial tertanam di dalam rahmat Tuhan,kerahiman-Nya di dalam memberi manusia karunia-karunia-Nyadan ke-Mahakuasaan-Nya di dalam menciptakan manusia, langit,matahari, bulan, dan bumi. Berkenaan dengan masalahpenciptaan, Al-Quran menyebut aspek spiritual penciptaanmanusia dari tanah (perujukan nomor 1 di dalam ayat-ayatyang dikutip di atas). Sama sekali tak ada penunjukan, di dalam surah 71, kepadaperkembangan bayi yang belum lahir, suatu persoalan yangoleh para pengulas terdahulu diduga sebagai ditunjukkan olehkata 'tahap-tahap.' Meskipun kata tersebut tidakdipergunakan di tempat lain dalam teks tersebut, namunAl-Quran tak syak lagi menunjuk secara terinci pada banyaksurat lain berkenaan dengan 'tahap-tahap' perkembanganembrionik ini (lihat bab selanjutnya). Meskipun demikian,tak ada perujukan di dalam surah ini. Meskipun demikian,kita tidak bisa menyingkirkan kemungkinan bahwa bagian dariAl-Quran yang kita perbincangkan di sini boleh jadibenar-benar menambahkan perkembangan ber-'tahap' embrio didalam rahim kepada topik-topik lain yang disebutkan di atas:tak ada satu isyarat pun yang menunjukkan bahwa hal tersebutboleh diabaikan. Kenyataannya, perkembangan individu dan spesies-spesies yangmemilikinya, berkesesuaian dengan faktor-faktor penentu itujuga sepanjang waktu; faktor-faktor tersebut merupakangen-gen yang memainkan peran yang amat menentukan di dalampengelompokan warisan keayahan atau keibuan di dalamtingkatan mula reproduksi. Apakah kita memilih menghubungkanfase-fase ini dengan perkembangan individual atauspesies-spesies itu, konsep yang diungkapkan tetapsepenuhnya selaras dengan data saintifik modern mengenaimasalah ini. Kemudian ayat-ayat yang mendahului perujukan nomor 17 secaramemadai menyatakan dengan jelas bahwa bentuk manusiamengalami transformasi-transformasi sedemikian sehinggasekalipun jika kita menghilangkan perujukan nomor 17 maknaumumnya tidak akan terpengaruh. Dua ayat berikut ini menunjuk pada penggantian suatumasyarakat manusia oleh masyarakat manusia lainnya(perujukan nomor 18)


"Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan mereka, danapabila Kami kehendaki, maka Kami mengganti merekasepenuhnya dengan orang-orang yang serupa dengan mereka."(QS 76:28)

Amatlah mungkin bahwa 'penguatan' yang disebutkan di dalamayat di atas menunjuk kepada susunan fisik manusia.(perujukan nomor 19):

"Jika (Dia) menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu danmenggantimu dengan yang dikehendaki-Nya setelah kamu(musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dariketurunan orang-orang lain." (QS 6:133)

Kedua ayat di atas menekankan kesirnaanmasyarakat-masyarakat manusia tertentu dan penggantiannyaoleh masyarakat-masyarakat lainnya, sesuai dengan kehendakTuhan, sepanjang waktu tertentu. Para pengulas terdahulu, terlebih-lebih, memandang ayat-ayatini sebagai hukuman yang ditimpakan oleh Tuhan atasmasyarakat-masyarakat yang penuh dosa. Secara umum, aspekreligiuslah yang terutama ditekankan. Meskipun demikian, disana pun ada fakta material dan hal ini jelas diungkapkandalam bentuk sirnanya berbagai masyarakat (yang ukurannyatidak disebutkan) dan penggantian pada kurun waktu tertentudari suatu masyarakat-masyarakat tertentu olehketurunan-keturunan bangsa-bangsa launnya. Oleh karena itu, kesimpulannya ialah bahwa kelompok-kelompokmanusia yang telah maujud sepanjang waktu kiranya mempunyaimorfologi yang beragam, tetapi modifikasi-modifikasi initelah berlangsung sesuai dengan rencana organisasional yangditetapkan oleh Tuhan; masyarakat musnah dan digantikan olehkelompok-kelompok lainnya: inilah yang dengan berbagaiungkapan harus disampaikan oleh Al-Quran kepada kita. Adalahsia-sia untuk mencari kesenjangan-kesenjangan di antaraAl-Quran dan data palentologi atau dengan informasi yangmemungkinkan kita untuk membayangkan adanya suatu evolusikreatif, karena tidak ada hal demikian.
BERSAMBUNG
jazakumullah

Geen opmerkingen: